Sabtu, 23 Oktober 2010

Batik


Batik: gambaran/lukisan di atas kain putih dengan menggunakan malam sebagai penutup meresapnya zat warna melalui proses tutup celup.
Batik Klasik: batik yang pernah mengalami puncak perkembangan baik motif, pewarnaan, maupun proses pembuatan.
Warna batik klasik:
1.       Putih
2.       Coklat
3.       Hitam
4.       Biru

Membatik
Bahan:
1.       Kain
a.       Kain katun; mori.
b.      Kain sutra
2.       Malam
a.       Klowong, sifatnya encer. Fungsi: membatik gambar pokok/global/reng-rengan/kerangka/isen-isen (motif pengisi gambar batik)
b.      Tembok, sifatnya pekat. Fungsi: menutup bidang/bagian yang luas (mopok)
c.       Parafin/lilin putih, sifatnya encer dan mudah retak. Fungsi: membuat remukan/krekel.
3.       Pewarna
a.       Pewarna alami. Contoh:
1)      Getah pisang/kulit mahoni-coklat
2)      Soga jambal-merah sawo
3)      Kulit tingi-merah kecoklatan
4)      Kulit pohon mengkudu-kuning
5)      Tegeran-kuning
6)      Indigofera/tom/nila-biru medel
b.      Pewarna kimia/buatan/sintetis. Contoh:
1)      Napthol (warna-warna tua)
2)      Indigosol (warna-warna muda, cerah)
3)      Prosion
4)      Ergan soga-coklat
5)      Chroom soga-coklat
6)      Kappel soga-coklat
7)      Rapide
Alat:
1.       Alat pokok
a.       Canting
1)      Canting klowong (membatik kerangka)
2)      Canting isen (membatik isian/sawut/garis-garis halus)
3)      Canting cecek (membuat titik)
4)      Canting tembok (membatik bidang luas)
5)      Canting carat; laron-2, telon-3, prapatan-4, liman-5, byok-7 (membuat garis sejajar)
b.      Wajan (memanaskan lilin)
c.       Kompor (menyalakan api dan sebagai landasan wajan)
2.       Alat bantu
a.       Serat ijuk (menusuk canting yang tersumbat kotoran sewaktu membatik)
b.      Dingklik
c.       Gawangan (membentangkan kain pada waktu membatik)
d.      Celemek (menutup pakaian agar tidak terkena tetesan malam/lilin sewaktu membatik)
e.      Sarung tangan dari karet (melindungi tangan pada waktu pencelupan warna)
f.        Kenceng/panci besar (merebus air pada waktu pelepasan lilin/melorot
g.        
Proses Pembatikan
1.       Desain (pola)
Bahan:
a.       Kertas manila
b.      Padalarang
c.       Kalkir
Alat:
a.       Pensil 2b
b.      Penghapus
c.       Penggaris
d.      Jangka
e.      Spidol/tinta hitam
Cara membuat desain:
a.       Mempersiapkan bahan dan alat
b.      Menentukan tema desain
c.       Membuat sket pra desain
d.      Membuat desain sesuai ukuran
e.      Menghitamkan desain dengan spidol/tinta hitam
2.       Memola (memindahkan gambar desain dari kertas ke kain)
Bahan:
a.       Kain yang akan di batik
b.      Pola kertas/gambar desain
Alat:
a.       Meja
b.      Pensil 3b
c.       Penghapus
d.      Penggaris
e.      Jarum pentul
Cara membuat:
a.       Atur kertas pola di atas meja
b.      Letakkan kain di atas kertas pola di mulai dari ujung sebelah kanan
c.       Agar kain tidak bergeser, jepitlah dengan jarum pentul
d.      Mulailah menggambar di atas kain mengikuti gambar pola yang kelihatan
e.      Setelah selesai satu bidang motif, geserlah kain tersebut dan kerjakan sampai seluruh kain selesai dipola
3.       Nglowongi (membatik kerangka/gambar pokok/global/reng-rengan
Bahan:
a.       Malam klowong
b.      Kain yang sudah di pola
Alat:
a.       Canting klowong
b.      Wajan
c.       Kompor
d.      Dingklik
e.      Serat ijuk
Cara nglowongi:
a.       Ambillah lilin batik dengan canting klowong
b.      Mulailah membatik diawali dari sebelah kiri
c.       Goreskan canting mengikuti garis pola
d.      Jari kelingking tangan kanan menyentuh kain/bertumpu pada salah satu jari/telapak tangan kiri
4.       Nerusi (membatik di bagian sebaliknya sesuai garis klowong dengan menggunakan canting klowong)
5.       Isen-isen (isian gambar motif)
Bahan:
a.       Malam klowong
b.      Kain yang akan diberi isian gambar motif
Alat:
a.       Canting isen dan canting cecek
b.      Eajan
c.       Kompor
d.      Dingklik
6.       Menembok (menutupi bagian yang dikehendaki tidak terkena warna pada waktu proses pewarnaan)
Bahan:
a.       Malam tembok
b.      Kain
Alat:
a.       Canting tembok
b.      Wajan
c.       Kompor
d.      Dingklik
e.      Kuas
f.        Jegul
Cara menembok:
a.       Panaskan malam dalam wajan sampai panasnya cukup (‘sumuruh’-malam kalau dipakai sudah bisa tembus bagian belakang kain, tetapi tidak mblobor)
b.      Gunakan canting/kuas untuk menutup bagian motif yang akan ditembok
c.       Dalam menembok. Harus tembus bagian belakang kain
7.       Mengejos (membersihkan malam yang tidak sesuai motif)
Bahan:
a.       Air
b.      Kain yang sudah dibatik
Alat:
a.       Kompor
b.      Sendok makan
c.       Pisau tumpul
d.      Soldir
Cara mengejos:
a.       Panaskan pisau tumpul/sendok makan/soldir
b.      Batikan yang akan dijos diberi air
c.       Torehkan tangkai sendok pada kain yang telah diberi air
d.      Dikucek supaya malamnya lepas. Kalau belum bersih ulangi lagi
8.       Mewarna
Bahan (dalam pewarnaan napthol):
a.       Napthol
b.      Garam napthol
c.       T.R.O
d.      Kostik soda (100g)
Alat:
a.       Gelas ukur
b.      Sendok makan
c.       Sapu tangan dari karet
d.      Ember besar/leregan
Resep pewarnaan napthol untuk 1 m kain
a.       Napthol
1)      5gr Napthol (AS)
2)      3gr kostik soda
3)      1,5gr T.R.O
4)      1 liter air panas (baru mendidih)
b.      Garam napthol
1)      15gr garam napthol
2)      1 liter air dingin
Cara melarutkan napthol:
a.       Taruh napthol dalam gelas ukur
b.      Lalu masukkan T.R.O, larutkan dengan air panas kurang lebih 3 sendok makan
c.       Aduk sampai pasta
d.      Tambahkan 1 liter air panas (baru mendidih)
Ket: larutan dalam keadaan keruh
e.      Masukkan kostik soda
Ket: larutan akan menjadi jernih
                Cara melarutkan garam napthol:
a.       Taruh garam napthol ke dalam gelas ukur
b.      Larutkan dengan air dingin kurang lebih 3 sendok makan
c.       Aduk sampai pasta
d.      Tambahkan 1 liter air dingin
Cara mewarna:
Siapkan 4 ember besar untuk tempat T.R.O, Napthol, garam napthol, dan air bersih
a.       Kain yang telah selesai di batik dicelupkan dlm larutan T.R.O sampai semua kain terbasahi oleh larutan T.R.O. tujuan kain dimasukkan dalam larutan T.R.O adalah untuk memudahkan meresapnya warna dalam kain. Angkat dan tiriskan
b.      Masukkan kain ke dalam larutan napthol, tekan-tekan sambil dibolak balik supaya warna meresap rata ke dalam kain. Jangan diremas-remas dan diperas. Karena akan mengakibatkan malam menjadi pecah-pecah dan warna tidak merata (belang). Pada proses ini kain berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Angkat dan tiriskan.
c.       Masukkan kain ke dalam larutan garam napthol (cara sama seperti b). Pada proses ini timbullah warna yang diinginkan.
d.      Angkat segera cuci dengan air bersih
e.      Kain yang sudah selesai diwarna diangin-anginkan di tempat yang teduh
Ket: untuk mendapatkan warna yang lebih tua, proses pewarnaan dapat diulangi kembali dengan memasukkan kain ke dalam larutan napthol -> garam napthol -> air bersih. Pekerjaan ini dilakukan 3-4 kali.

Senin, 04 Oktober 2010

kumpulan puisi tujuh C

Puisi ini buatan anak-anak tujuh c SMPN 1 Bantul 2009/2010. Maaf jika ada banyak kesalahan dalam penulisan...


KALA PAGI HARI

Di pagi hari yang indah,
Banyak pemandangan yang kujumpai
Kabut yang menyelimuti
Daun-daun yang menghijau
Pohon-pohon menjulang tinggi
Tebing yang menggilas alam
Matahari yang mengintip di celah-celah tebing yang sempit,
seolah menyapa dengan sinarnya
                                  Burung – burung berkicauan
                                  Bunga - bunga bernyanyian
                                  Semak – semak ikut menghias
                                  Kulihat banyak bebatuan
                                  Basah terguyur hujan
                                  Tanah yang subur
                                  Sungai yang jernih
                                  Mengalir deras tanpa hambatan
                                  Rumput – rumput yang berembun
                                  Semakin hijau bila dilihat

Bila kusentuh daun berembun
Dingin dan segar yang kurasakan
Hamparan sawah yang luas
Padi – padi mulai menguning, merunduk.... berat isinya
Pagi hari yang indah...
Membangkitkan semangat
Kini Kuakan melangkahkan kaki
Menuju sekolah ditemani alam yang indah
                                     
                                  Oleh : Camelia Ratih / 08



  
PAGI HARI

Kabut masih menyelimuti
Gemericik air masih terdengar
Matahari mulai muncul
Ayampun berkokok

                                  Kubuka jendela rumahku
                                  Terlihat indahnya alam
                                  Ku selalu melihatnya
                                  Di setiap pagi hari

Oleh : Alvin Angga Pradika / 03





  

PAGI YANG CERAH


Mentari mulai tersenyum
Menyapa pagi yang cerah ini
Kicau burung bernyanyi
Pertanda kusiap mengawali hari ini
Selamat pagi kuucapkan

                                  Harum bunga semerbak
                                  Membuka pagi yang indah
                                  Embunpun terus berjatuhan
                                  Oh pagi yang cerah
                                  Ayampun mulai berkokok
                                  Membangunkanku di pagi ini
                                  Kuingin selalu melihat pagi setiap hari

Oleh : Fachruddin Hamzah / 11




DI DESA ITU

Di kala pagi buta
Burung-burung berkicau
Bunga-bunga seakan tertawa
Daun-daun berbisik membicarakan desa yang permai
                                  Desa yang penuh harapan
                                  Dengan padi yang menguning
                                  Hamparan sawah yang hijau
                                  Mewarnai desa itu
Udara yang begitu segar
Tanah yang begitu subur
Menumbuhkan berbagai macam tumbuhan
Sungguh indah ciptaan Tuhan

Oleh : Inanda Andita M / 13





PERJUANGAN

Perjuangan...
Kulakukan di pucuk sebuah harapan...
Setiap langkah seiring bertambahnya rintangan...
Tersudut angan pada tujuan...
Seuntai harapan luluhkan keluh...
Sebuah usaha lenyapkan rintangan...
Derap langkah bulatkan tekad...
Seberkas cahaya tunjukkan jalan...
Semilir angin hembuskan isyarat...
Tuk melangkah lebih lanjut...
Kegagalan takkan hentikan langkah...
Mentari kan beri hati dan selalu bersinar...
Hingga hari esok kan tiba...
                                               
                                  Oleh : Febraneila Primadina Kusuma / 12




Desaku

Desaku
Di esok hari, ayam berkokok
Pertanda matahari muncul
Embun yang masih
Menyelimuti padi
Udara yang masih segar
Gemuruh suara ombak
Itulah desaku....

                                  Oleh : Raka Aditya Pradana / 18







Bumiku

Aku berpijak padamu
Kunikmati keindahan bumi
Gunung munjulang tinggi
Ombak bergulimg – guling di lautan lepas
Menghempas batu karang di  pantai
Menerjang pasir dan batu karang
Sawah menghijau terbentang
Tanaman tumbuh subur
Tapi...
Semakin hari semakin banyak yang telah merusakmu
Hingga terjadi bencana alam...
Bumi...
Kini kau semakin tua
Dan kita jaga bumi ini agar lestari
                                 
                                      Oleh : Ratih Permata Dewi / 20







Pagi Menghampiriku


Gunung menjulang tinggi
Tertutupi kabut tebal
Yang diselimuti hutan belantara
Bak tinggal di surga
Udara yang terhempas
Deburan ombak yang begitu indah
Menambah asrinya alam ini
                                  Kicauan burung  Yang terdengar
                                  Merasuk ke dalam sukmaku
                                  Seperti menghipnotis tubuhku
                                  Asrinya tumbuhan yang ada
                                  Kulauan warna hijaunya
Indahnya alam ini
Adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
                                               
                                      Oleh: Nasrul Annas / 15




Sambutan Burung


      Telah lama aku mengenalmu
        Karna kau sering menggodaku di pagi hari
        Saat embun masih menyelimuti dedaunan
        Tak peduli walau aku masih terlelap
                                  Aku tahu tentang kau
                                  Yang tak pernah lelah berceloteh
                                  Menyambut sang mentari tersenyum
                                  Yang tak pernah bosan dengan dahan –      
                                  dahan dan dedaunan
        Sungguh pagi yang indah
        Kau buat pagi menjadi lebih hidup
       
                                                Oleh : Muh. Rafif Naufal / 14





Pesona Pagi

Sinar sang surya mulai menerpa bumi
Sang rembulan hilang di tengah dinginnya pagi
Bunga – bunga ceria menyambut pagi
Mentari tersenyum melihat ceria pagi ini
                                  Aku terdiam tak bersuara
                                  Terpana melihat lukisan Yang Maha Kuasa
Mataku terbakar pesona indahnya
Gunung menjulang, sawah hijau membentang
Gemricik air yang turun dari gunung
Mengajakku bermain menyapa alam
Nyanyian burung menjadi pemanis indah pesonanya
Titik – titik embun dalam cadar kabut
Menambah pesona indah pagi ini

Oleh: Bramantyansyah Kaspayopa / 07



Indahnya Bumi ini

Kabut tebal menemani setiap pijakan kakiku
Pohon-pohon menggoyangkan ranting, berusaha bangun dari tidurnya
Kuberdiri di atas hamparan rerumputan liar
Setiapku melangkah, angin bertiup pelan, membawa hawa dingin yang menggigit menusuk-nusuk hingga ke ruas-ruas tulangku

Tiba-tiba aku berhenti
Takjub melihat mentari menampakkan diri dari balik  bukit
Emosi dan kebencian yang membayangiku, yang selama ini menyumbat pembuluh darah, hingga terasa nyeri di dada, serasa hilang, begitu Nampak keindahan dan suasana damai
Aku kan selalu berharap, keindahan ini tak kan pernah sirna oleh tangan-tangan manusia

                   Oleh: Ema Kurnia Aminnisa / 10



Indonesiaku

Kubuka mata dari tidurku
Kudengar sang burung bernyanyi merdu
Menyambut hari – hari indahku
Di Indonesiaku
Kulihat mentari tersenyum di balik awan
Menyinari setiap langkahku
Lengkah di bumi ini
Kujalani hari demi hari
Kuhirup berbagai aroma keindahan
Keindahan alam yang terpancar di bumi pertiwi
Titik air menetes dari langit
Matahari bersinar cerah
Mulai malu bersembuni di balik mendung
Embun yang membasahi daun mangga
Serasa segar di pelupuk mata
Menambah rasa syukur atas segala nikmat-Nya

Oleh: Ayu Rahmawati Kautsar Dieni / 05




Ketika Senja Terbenam Di Parangtritisku

Mentari meredup
Hamparan cakrawala luas merona
Menyisakan berkas sinaran jingga sang surya
Menyembul di ujung samudera
Bak orkestra indah
Beribu mata menyaksikan indah pertunjukan alam
Disutradarai Tuhan Yang Maha Indah
Sambil menikmati manisnya air kelapa muda
Dan semilir sepoi angin pantai Parangtritisku tercinta
Diiringi deburan ombak dan derap kaki kuda
Dinaungi atap langit jingga
Berhias ribuan burung kertas aneka warna
And the last but not least
Sampah – sampah merekapun turut ingin numpang tenar
Juga ingin disaksikan dan dilihat
Namun ternyata tak ada yang mau melirik mereka
Padahal jumlahnya sangat banyak
Saking banyaknya sampai – sampai menutupi keindahan pantai ini
Rupanya hanya ombak yang senantiasa mampir dan membawa mereka pergi
Dan merekapun hanya bisa mengotori butiran ombak laut parangtritisku ini
Ketika senja terbenam di parngtritisku
Berbu mata menyaksikan keindahannya
Namun tak ada yang mau menjaganya

                                      Oleh : Abidah Alfi Maritsa / 01







Gunung

Kabut menyelimuti gunung di pagi hari
Pepohonan hijau menambah indahnya suasana
Burung – burung mulai berkicau di pepohonan
Hewan – hewan mulai mencari makan
Sang fajarmulai menmpakkan diri
Kabut telah menghilang dari gunung
Gunung – gunung menjadi hijau
Sang fajar menyinari hutan dan gunung
Burung – burung terbang tinggi di langit
Suara gemuruh ombak mulai terbang tinggi di langit
Suara gemuruhombak mulai terdengar
Burung camar mencari makan di laut
Seakan – akan menambah indahnya gunung di pagi hari

Oleh: Armanopa Ganadi / 30





Alamku dan Tuhanku

Di pagi yang cerah
Embun pagi menutupi gunung
Gemblegar ombak lautan
Ditambah kicauan burung
Eloknya pagi ini
Keindahan alam yang tiada batas
Tuhan Engkau adalah Maha Agung
Dan Engkau adalah Maha Segalanya
Manusia...
Tumbuhan...
Bumi...
Semua bersujud pada-Mu

                                  Oleh : Rama Risqi Trisna / 19






Sawah Tadah hujan

Hamparan tanah berjuta impian
Bagi petani dan umat manusia
Ketika tetes air hujan mengguyur
Bergegas petani menyapa
Membelai, menyayang dan merawat
Hanya demi sebuah asa
Hasil yang berlimpah
Namun, ketika hujan tak lagi datang
Perlahan kau ditinggalkan
Terlantarkan tanpa sebuah pesan
Tanpa ada yang menyentuh
Sampai datang kembali musim air tiba

                             Oleh: Tsania Rosyda Rahmani / 24









Kupu - Kupu

Di saat  ku bermain di taman
Aku bertemu hewan kecil
Begitu indah, cantik, nan menawan
Aku sangat kagum
Apakah ini sebenarnya ?
Hewan kecil bernama kupu-kupu ini
Salah satu keindahan Ilahi
Kesempurnaan kupu-kupu
           Terbanglah wahai kupu-kupu....
           Berikan cinta melalui kepakan sayapmu
           Terbanglah seluas alam semesta
           Dalami dalamnya lautan
           Dan cintai setiap tarikan dan hembusan nafas  
                                 
                                  Oleh : Vega Manggalatama / 25





Sebuah Senyuman di Bibirnya

Senyumnya, bagai matahari di hari yang berawan
Hangatnya menerangi bumi,
Mengusir awan gelap yang menutupi
Senyumnya, bagai hujan
Mendinginkan hati yang panas dan gersang
Sumber kehidupan
Senyumnya bagai angin musim semi
Semilirnya menerbangkan dan membawa harumnya kasih
Menerpa lembut, mengajak cintaku pergi bersamanya
Begitu indah
Di kala senyuman itu sirna
Seolah mentari enggan menampakkan sinarnya
Bumi hati ini tertutup mendung duka
Membawa kesedihan jiwa
Akankah senyuman itu kembali?
Kapankah senyuman itu kembali?
Menyinari hati yang sepi...

                                  Oleh : Abidah Alfi Maritsa / 01




Kenangan Terindah

Hampa terasa saat kau tak ada di sisi
Hanya kau yang ku kenang di saat mulai habis waktuku
Habis dalam kekosongan hati
Hanya tinggal sedikit kenangan bahagia
Kenangan terindah yang pernah ada
Kenangan yang tak terlupa
Kenangan dramatis yang buat haru dunia
Kenangan bersama 7C ceria
Kini kenaikan kelas hampir tiba
Menyisakan duka menyisakan luka
Meski sedikit bahagia...

Oleh : Yosefina Shilia Hernita / 28






Tebing Kedamaian

Tinggi menjulang bak pilar langit
Kokoh berdiri bagai lelaki perkasa
Lebatnya hutan hijau bagai zamrud permata alam
Birunya laut bagai batu saphir
Semilir angin dipucuk – pucuk cemara
Aroma pinus sejuk sedap baluti jiwa
Heningnya suasana melukiskan kedamaian
Oh...
Damai yang indah
Damai yang nyaman
Damai yang bahagia
Damai bagai di surga
Indah dalam segala

                                      Oleh : Armine Hayu Harmony / 04




Negeri yang Indah

Matahari muncul menyapa alam ini
Ayam berkokok menyambut datangnya hari
Hamparan sawah menghijau bagai permadani
Barisan pegunungan berderet menjulang tinggi
Pohon – pohon menari
Burung bernyanyi menghiasi alam ini
Untuk generasi penerus
Jagalah alam ini!
Cintailah negri ini!
Hingga akhir zaman nanti...

Oleh : Wahyu Aji Saputro / 27






Tangisan Pohon dan Laut

Di pepohonan,
burung belajarberbicara
dengan lidah kecilnya
Tapi aku tak mengerti
Di laut,
ikan belajar terbang dengan sayap
yang keperak-perakan
Tapi aku tak mengerti
Karena aku hanyalah hutan kecil yang tak tahu
kenapa di alam untuk dimusnahkan
Betapa indahnya alam ini
Laut beromabak
Awan berarak-arak
Udara segar bertiup
Aku berdiri di atas puncak gunung
Berdiri di bawah langit
Untuk melihat keindahan alam
Keindahan dunia
Aku mempertaruhkan nyawa
Bertahan diri di puncak gunung
Demi melihat keindahanalam
Demi menyaksikankekuasaan Tuhan
Demi meningkatkan iman

Oleh : Zulaicha Choirunisa Ul Jannah / 29








Dunia Terang

Bayangannya merayap
Menyelimuti bangunan tua itu
Menghapus jejak embun
Menelan kesunyian
Tirta menyapu kekeringan
Menumbuhkan lingkaran berkelopak
Lingkaran-lingkaran,
yang selalu melemparkan
bau harumnya
Makhluk kecil bersayap
bersenandung di pucuk cemara
Mewarnai setiap langkah kehidupan
Angin membelai lembut kerudungku
Membuatku tersadar
Akan berjuta keindahan alam ini
Aku tertunduk
Disaat pepohonan mulai berayun
Disaat gemericik air menentramkan hati setiap insan
Inilah tanda syukur kami
Akan semua keindahan
Dan kesempurnaan alam-Mu

Oleh : Riza Nurlailla / 22