Selasa, 15 Maret 2011

tak kenal, maka mencoba tuk kenal

Badanku terasa lelah setelah melaksanakan pentas musik siang ini. Kepalaku pening dan rasanya aku ingin terus berada di ranjangku dengan selimut dan gulingku. Mentari yang tanpa malu - malu menampakkan diri menyengat tubuhku yang kian tak berdaya ini. Kakiku mulai tak sanggup untuk mengayuh sepeda lebih cepat lagi.
Lamunanku yang sedari tadi buyar ketika seorang anak perempuan kecil memanggilku, " Mbak.. ". Namun betapa bodohnya aku yang tak menghiraukan sapaannya dan justru mengayuh sepedaku lebih cepat. Aku tak berfikir panjang ketika aku tak menjawab sapaannya meski aku tak pernah mengenalnya. Aku yakin, anak itu pasti sedikit kecewa atas apa yang dia dapatkan dariku.
Jalan sempit becek yang mempersulit laju sepedaku membuatku untuk lebih berkonsentrasi mengemudikan sepedaku. Kulihat dari kejauhan dua orang anak kecil, laki - laki dan perempuan, duduk bersama sambil melamun. Keadaan itu membuatku mengenang masa - masa kecilku bersama Fadhil, adikku. Saat tepat lewat di depan mereka, aku berusaha mencuri kesempatan untuk melihat mereka dari arah dekat. Tiba - tiba salah seorang dari mereka, si anak perempuan, melihat pianika di keranjang sepedaku, lalu dia berkata, " Mbak niku pianika nggih ? " (Mbak itu pianika ya ?). Reflek aku menjawab sambil tersenyum, " Nggih.. " (Iya).
Setelah kejadian kedua tersebut, aku baru menyadari bahwa menyapa itu penting meski kita tak mengenal orang yang kita sapa tersebut.
terimakasih adik - adik kecil,,, kalian telah membuatku tersenyum hari ini . . .  :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar