Sabtu, 12 Maret 2011

TANAH KAMI

Di atas gejolak magma
Tanah tandus penuh mimpi
Terasa begitu nyaman bagi tubuh kami
Sebuah senyum merah di pipi
Tergores indah setiap hari

Di atas gejolak magma
Lautan kedamaian mulai musnah
Lambaian burung enggan mendekat
Lantunan syair hijau lenyap sudah
Langkah kakipun tak lagi lambat

Di atas gejolak magma
Kami berlari mengejar asa
Berbekal bintang bersinar
Yang kami simpan dalam saku berkobar
Kami menutup telinga
Tak mau mendengar deruan setan
Yang menghantui kami di setiap langkah

Di atas gejolak magma
Kami cangcorang dengan kepalan kuat
Berusaha melukis pelangi penuh cahaya
Kami tak takut bertemu Izrail dan kawannya
Meski kami hanya anak bawang
Namun kami kan terus berjuang

Di atas gejolak magma
Kami hirup bau kekerasan
Kami telan permen kepahitan
Kami rekam ketidakadilan
Kami menjadi merah
Kami mulai tak terarah
Kami kembali seperti segumpal tanah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar